Catatan Harian hasil Pengamatan Egi Zulfan Firdaus
Catatan harian dari pengamatan terhadap proses belajar yang berlangsung di TPA Saifillah Cluster Sevilla Serpong BSD
Oleh :
Egi Zulfan Firdaus (171311725)
Pengamatan di mulai ketika semua guru dan murid telah menempati halaqahnya masing-masing.
Pengamatan pertama, Senin 10 September 2018
Kegiatan belajar mengajar di mulai pukul 15.30 setelah salat asar. Setiap guru memimpin doa terlebih sebelum memulai pembelajaran. Kemudian murid satu persatu maju menghadap gurunya untuk membaca karimah (metode cara baca Al quran). Pada saat murid bergilir untuk membaca karimah saya mengamati dari sekian murid yang telah maju untuk membaca karimah, beberapa diantara mereka ada yang masih kesulitan dalam membacanya, tetapi banyak juga yang sudah bagus bacaan nya. Dan murid yang mengalami kesulitan ini cenderung lebih banyak bermain dan bercanda dengan teman-temannya dari pada untuk belajar, di samping itu juga murid yang sudah bagus bacaannya ini justru lebih aktif bertanya ketika ada kalimat yang kurang di mengerti cara membacanya. Berangkat dari situ kemudian saya lebih mendalami beberapa karakter anak yang telah di paparkan tadi.
Sekitar pukul 16.30 guru kemudian menyuruh semua murid untuk belajar menulis huruf-huruf Al quran dan dari sana saya melihat dan mengamati bahwa setiap murid sangat senang ketika di suruh untuk menulis, mereka mampu untuk menulis huruf-huruf Al quran dengan baik walaupun tidak sama persis dengan contoh yang ada di karimah, tetapi ada beberapa murid yang ketika pada saat murid yang lain menulis mereka ini malah menyobek kertas dan membuat pesawat-pesawatan dan dengan spontan sang guru pun menegur dan menyuruh ikut menulis. Kemudian jam menunjukan pukul 17.30 guru menyuruh semua murid untuk mengumpulkan hasil tulisannya. Dan saya merasa tertarik dengan murid yang ketika di suruh menulis malah membuat pesawat-pesawatan dengan bertanya langsung kepada guru tersebut dan beliau pun menjawab bahwa mereka ini agak bandel dan nilai-nilai nya pun kurang dari yang di harapkan.
Pengamatan kedua, Selasa 11 September 2018
Di jam yang sama yaitu sekitar pukul 15.30 guru membagi semua murid nya menjadi 4 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah sekitar 7 orang dengan sistem pembelajaran lomba cerdas cermat (LCC). Nah, dari sini saya berfikir bahwa dari pembelajaran seperti ini sekaligus mengevaluasi hafalan surat-surat pendek dari murid. Kemudian guru pun memberikan pertanyaan tentang surat-surat pendek tersebut dan kelompok siapa yang duluan mengacungkan tangannya maka dia yang berhak menjawab, kemudian kelompok B terlebih dahulu mengacungkan tangan dan kelompok B pun maju semua dengan membaca surat Al Alaq secara bergantian, namun ketika sedang membaca surat Al alaq secara bergantian ada 1 murid yang lupa hafalannya dan ternyata itu adalah murid yang mempunyai kekurangan nilai pada membaca dan menulis Al quran. Berangkat dari sini saya ingin mengetahui apa penyebab murid ini sehingga dia mempunyai prestasi belajar yang kurang dan tertinggal dari teman-temannya.
Pengamatan ketiga, Kamis 13 September 2018
Saya pun langsung bertanya/ wawancara kepada guru TPA tersebut dan teman-teman terdekatnya, dari situ saya kumpulkan semua jawabannya bahwa murid ini memang memiliki masalah dengan kedua orangtuanya, dari guru TPA sendiri menyebutkan bahwa orangtuanya mempunyai latar belakang pendidikan yang kurang khususnya dalam ilmu agama ditambah lagi dengan keadaan ekonomi yang rendah, walaupun memang kebanyakan di komplek perumahan itu orang-orangnya berkecukupan semua tetapi tidak dengan keluarga murid ini. Sehingga dari sini dapat saya simpulkan bahwa rendahnya pendidikan dan tingkat ekonomi orangtua murid sangat berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar mereka di lembaga TPA sehingga perlu adanya perhatian yang lebih dan bimbingan yang intensif terhadap murid seperti ini dengan tidak menelantarkan murid-murid yang lain juga.
Oleh :
Egi Zulfan Firdaus (171311725)
Pengamatan di mulai ketika semua guru dan murid telah menempati halaqahnya masing-masing.
Pengamatan pertama, Senin 10 September 2018
Kegiatan belajar mengajar di mulai pukul 15.30 setelah salat asar. Setiap guru memimpin doa terlebih sebelum memulai pembelajaran. Kemudian murid satu persatu maju menghadap gurunya untuk membaca karimah (metode cara baca Al quran). Pada saat murid bergilir untuk membaca karimah saya mengamati dari sekian murid yang telah maju untuk membaca karimah, beberapa diantara mereka ada yang masih kesulitan dalam membacanya, tetapi banyak juga yang sudah bagus bacaan nya. Dan murid yang mengalami kesulitan ini cenderung lebih banyak bermain dan bercanda dengan teman-temannya dari pada untuk belajar, di samping itu juga murid yang sudah bagus bacaannya ini justru lebih aktif bertanya ketika ada kalimat yang kurang di mengerti cara membacanya. Berangkat dari situ kemudian saya lebih mendalami beberapa karakter anak yang telah di paparkan tadi.
Sekitar pukul 16.30 guru kemudian menyuruh semua murid untuk belajar menulis huruf-huruf Al quran dan dari sana saya melihat dan mengamati bahwa setiap murid sangat senang ketika di suruh untuk menulis, mereka mampu untuk menulis huruf-huruf Al quran dengan baik walaupun tidak sama persis dengan contoh yang ada di karimah, tetapi ada beberapa murid yang ketika pada saat murid yang lain menulis mereka ini malah menyobek kertas dan membuat pesawat-pesawatan dan dengan spontan sang guru pun menegur dan menyuruh ikut menulis. Kemudian jam menunjukan pukul 17.30 guru menyuruh semua murid untuk mengumpulkan hasil tulisannya. Dan saya merasa tertarik dengan murid yang ketika di suruh menulis malah membuat pesawat-pesawatan dengan bertanya langsung kepada guru tersebut dan beliau pun menjawab bahwa mereka ini agak bandel dan nilai-nilai nya pun kurang dari yang di harapkan.
Pengamatan kedua, Selasa 11 September 2018
Di jam yang sama yaitu sekitar pukul 15.30 guru membagi semua murid nya menjadi 4 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah sekitar 7 orang dengan sistem pembelajaran lomba cerdas cermat (LCC). Nah, dari sini saya berfikir bahwa dari pembelajaran seperti ini sekaligus mengevaluasi hafalan surat-surat pendek dari murid. Kemudian guru pun memberikan pertanyaan tentang surat-surat pendek tersebut dan kelompok siapa yang duluan mengacungkan tangannya maka dia yang berhak menjawab, kemudian kelompok B terlebih dahulu mengacungkan tangan dan kelompok B pun maju semua dengan membaca surat Al Alaq secara bergantian, namun ketika sedang membaca surat Al alaq secara bergantian ada 1 murid yang lupa hafalannya dan ternyata itu adalah murid yang mempunyai kekurangan nilai pada membaca dan menulis Al quran. Berangkat dari sini saya ingin mengetahui apa penyebab murid ini sehingga dia mempunyai prestasi belajar yang kurang dan tertinggal dari teman-temannya.
Pengamatan ketiga, Kamis 13 September 2018
Saya pun langsung bertanya/ wawancara kepada guru TPA tersebut dan teman-teman terdekatnya, dari situ saya kumpulkan semua jawabannya bahwa murid ini memang memiliki masalah dengan kedua orangtuanya, dari guru TPA sendiri menyebutkan bahwa orangtuanya mempunyai latar belakang pendidikan yang kurang khususnya dalam ilmu agama ditambah lagi dengan keadaan ekonomi yang rendah, walaupun memang kebanyakan di komplek perumahan itu orang-orangnya berkecukupan semua tetapi tidak dengan keluarga murid ini. Sehingga dari sini dapat saya simpulkan bahwa rendahnya pendidikan dan tingkat ekonomi orangtua murid sangat berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar mereka di lembaga TPA sehingga perlu adanya perhatian yang lebih dan bimbingan yang intensif terhadap murid seperti ini dengan tidak menelantarkan murid-murid yang lain juga.
Comments
Post a Comment